MAKALAH
MEMPELAJARI TINGKAT KEANEKARAGAMAN HAYATI
DISUSUN
OLEH :
TIRTA KUSUMAH (14151328)
PEMERINTAH
KABUPATEN PANGANDARAN
DINAS PENDIDIKAN KEBUDAYAAN PEMUDA DAN OLAHRAGA
SMA
NEGERI 1 PANGANDARAN
Jalan raya Babakan Telp (0265)
639355 129 Kec. Babakan Kab. Pangandaran 46396
LEMBAR
PERSETUJUAN DAN PENGESAHAN
Karya
tulis yang berjudul “ Makalah Memperlajari Tingkat Keanekaragaman Hayati”
Penyusun :
Tirta
Kusumah
Disahkan pada tanggal :
.........Oktober 2014
Guru Pembimbing Wali
Kelas
Drs. NUR BUDIMAN,M.Pd SUGIANTO, S.Pd.
NIP. 19601017 199003 1
003 NIP. 19711111
200312 1 005
KATA PENGANTAR
Puji
Syukur pantas kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena dengan rahmat
dan karunia-Nya kami telah menyelesaikan makalah Mempelajari Ciri-Ciri
Morfologi Pada Serangga Makalah ini ditulis untuk memenuhi tugas Ilmu
Pengetahuan Alam (IPA) maka dari ini kami membuat Makalah ini dengan penuh rasa
syukur karena dapat menyelesaikan makalah ini tepat pada waktunya.
Terakhir,
penyusun mengucapkan terima kasih kepada seluruh pihak yang telah membantu
tersusunnya makalah ini. Semoga mekalah ini bermanfaat bagi kita semua dalam
cara menulis laporan karya tulis ilmiah yang benar. Sekian dari penulis semoga
makalah ini bermanfaat.
Pangandaran, September,2014
Penyusun
DAFTAR
ISI
LEMBAR
PENGESAHAN.................................................................................
i
KATA
PENGANTAR.........................................................................................
ii
DAFTAR
ISI ......................................................................................................
iii
BAB
I PENDAHULUAN
1.1
Latar Belakang..............................................................................................
1
1.2
Rumusan Masalah.........................................................................................
1
1.3
Hiotesis Penelitian.........................................................................................
1
1.4
Tujuan Penelitian...........................................................................................
2
1.5
Manfaat Penelitan..........................................................................................
2
1.6
Metode
Penelitian..........................................................................................
2
1.7
Sistematika Penelitian....................................................................................
2
BAB
II KAJIAN PUSTAKA...............................................................................
3
BAB
III PEMBAHASAN....................................................................................
5
BAB
IV PENUTUP
4.1
Kesimpulan.....................................................................................................
7
4.2
Saran...............................................................................................................
9
DAFTAR
PUSTAKA..........................................................................................
10
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar
Belakang
Keanekaragaman
hayati yang tinggi telah diketahui berpusat di daerah-daerah tropis di dunia,
termasuk Indonesia. Sebagai negara kepulauan, Indonesia memiliki daerah pesisir
yang luas, dan karenanya keanekaragaman biota pantai yang tinggi pula. Pantai
Pangandaran di pesisir selatan Jawa Barat, Indonesia, memiliki keunikan dengan
adanya dua tipe pantai yang berbeda.
Pantai Timur Pangandaran memiliki biota lamun
dan substrat berpasir yang saat ini sedang dalam masa pemulihan pasca-tsunami.
Adapun Pantai Barat memiliki ekosistem terumbu karang yang saat ini sudah
mengalami kerusakan akibat eksploitasi. Jumlah jenis yang ditemukan di Pantai
Barat sebanyak 30 spesies sedangkan di Pantai Timur sebanyak 39 spesies
GASTROPODA.
Perbedaan
jumlah individu antara Pantai Barat dan Pantai timur Hal ini diduga oleh adanya
perbedaan pengaruh arus, nutrisi dan batuan karang antara kedua pantai tersebut
sedangkan perbedaan jumlah jenis antara Pantai Barat dan Pantai Timur antara
kedua pantai menunjukkan bahwa Pantai Timur memiliki keanekaragaman Gastropoda
yang lebih tinggi dibandingkan di Pantai Barat.
Bedasarkan
hal tersebut maka penulis tertatik untuk melakukan penelitian yang di tuangkan
dalam bentuk Makalah yang berjudul “Memperlajari Tingkat Keanekaragaman
Hayati”.
1.2 Rumusan Masalah
Berdasarkan Latar
Belakang yang telah diuraikan di atas maka dapat di ambil suatu rumusan masalah sebagai berikut : “Apakah
persamaan dan perbedaan ciri-ciri abiotik maupun biotik pada ekosistem pantai
Pangandaran sama..?.”
1.3 Hipotesis
Penelitian
Melihat
rumusan masalah tersebut maka dapat diambil Hipotesis sebagai berikut : “Menurut
penelitian ciri-ciri abiotik dan biotik pada ekosistem di pantai Pangandaran
akan sama”.
Jika
Tingkat keanekaragaman hayati kita ketahui, maka kita akan mudah untuk
mempelajarinya.
1.4 Tujuan
Penelitian
Adapun tujuan penulisan karya tulis ini untuk:
1.
Penulis dapat mengetahui keanekaragaman hayati
di tingkat gen,spesies,dan ekosistem;
2. Penulis
dapat mengetahui komponen komponen abiotic dan biotik apa saja yang menyusun
sebuah ekosistem.
1.5 Manfaat
Penelitian
Manfaat dari penulisan karya tulis ini adalah:
1. Untuk
memperluas wawasan;
2. Berlatih
menyusun karya tulis ilmiah dengan cara lebih lengkap dan sistematika.
1.6 Metode
Penelitian
Menjelaskan cara pelaksanaan
kegiatan penelitian, mencakup cara pengumpulan data, alat yang digunakan, cara
analisa data, dan membaca buku pelajaran.
1.7 Sistematika
Penelitian
BAB
I PENDAHULUAN :
1.1 Latar
Belakang
1.2 Rumusan
Masalah
1.3 Hipotesis
Penelitian
1.4 Tujuan
Penelitian
1.5 Manfaat
Penelitian
1.6 Metode
Penelitian
1.7 Sistematika
Penelitian
BAB
II KAJIAN PUSTAKA
BAB
III PEMBAHASAN
BAB
IV PENUTUP :
4.1
Kesimpulan
4.1
Saran
BAB II
KAJIAN PUSTAKA
1.
Ekosistem air laut luasnya lebih dari
2/3 permukaan bumi ( + 70 % ), karena luasnya dan potensinya sangat besar,
ekosistem laut menjadi perhatian orang banyak, khususnya yang berkaitan dengan
REVOLUSI BIRU.
Ciri-ciri :
Ciri-ciri :
a. Memiliki
kadar mineral yang tinggi, ion terbanyak ialah Cl`(55%), namun kadar garam di
laut bervariasi, ada yang tinggi (seperti di daerah tropika) dan ada yang
rendah (di laut beriklim dingin).
b. Ekosistem
air laut tidak dipengaruhi oleh iklim dan cuaca.
Pembagian Daerah Ekosistem Air Laut
- Daerah Litoral / Daerah Pasang Surut:
Daerah litoral adalah daerah yang langsung berbatasan dengan darat. Radiasi matahari, variasi temperatur dan salinitas mempunyai pengaruh yang lebih berarti untuk daerah ini dibandingkan dengan daerah laut lainnya. Biota yang hidup di daerah ini antara lain: ganggang yang hidup sebagai bentos, teripang, binatang laut, udang, kepiting, cacing laut.
- Daerah Neritik:
Daerah neritik merupakan daerah laut dangkal, daerah ini masih dapat ditembus cahaya sampai ke dasar, kedalaman daerah ini dapat mencapai 200 m. Biota yang hidup di daerah ini adalah plankton, nekton, neston dan bentos.
- Daerah Batial atau Daerah Remang-remang:
Kedalamannya antara 200 - 2000 m, sudah tidak ada produsen. Hewannya berupa nekton.
- Daerah Abisal:
Daerah abisal adalah daerah laut yang kedalamannya lebih dari 2000 m. Daerah ini gelap sepanjang masa, tidak terdapat produsen.
Komponen Abiotik: Air laut, karang, dan cahaya matahari.
Pembagian Daerah Ekosistem Air Laut
- Daerah Litoral / Daerah Pasang Surut:
Daerah litoral adalah daerah yang langsung berbatasan dengan darat. Radiasi matahari, variasi temperatur dan salinitas mempunyai pengaruh yang lebih berarti untuk daerah ini dibandingkan dengan daerah laut lainnya. Biota yang hidup di daerah ini antara lain: ganggang yang hidup sebagai bentos, teripang, binatang laut, udang, kepiting, cacing laut.
- Daerah Neritik:
Daerah neritik merupakan daerah laut dangkal, daerah ini masih dapat ditembus cahaya sampai ke dasar, kedalaman daerah ini dapat mencapai 200 m. Biota yang hidup di daerah ini adalah plankton, nekton, neston dan bentos.
- Daerah Batial atau Daerah Remang-remang:
Kedalamannya antara 200 - 2000 m, sudah tidak ada produsen. Hewannya berupa nekton.
- Daerah Abisal:
Daerah abisal adalah daerah laut yang kedalamannya lebih dari 2000 m. Daerah ini gelap sepanjang masa, tidak terdapat produsen.
Komponen Abiotik: Air laut, karang, dan cahaya matahari.
2. Jika
didefenisikan, maka ekosistem pantaitak lain adalah sebuah kesatuan di
alam dimana semua komponen baik itu abiotik maupun biotik saling berinteraksi
dan memungkinkan terjadinya aliran energi. Selain itu, interkasi tersebut juga
membentuk sebuah struktur biotik juga siklus materi antara abiotik dan biotik.
Sebagai sebuah ekosistem, unsur-unsur atau komponen yang tercakup di dalam
ekosistem pantai antara lain:
Komponen
abiotik mencakup : suhu, cahaya, iklim, bebatuan sedimen, air dan lain-lain.
Komponen
produsen seperti misalnya alga lat, lamun, bakau dan masih banyak lagi lainnya.
Komponen
Konsumen misalnya kerang, ikan, udang dan masih banyak lagi lainnya.
Komponen
pengurai atau decomposer misalnya virus, jamur dan bakteri.
Terumbu karang merupakan habitat bagi beragam
biota, sebagai berikut:
(1) beraneka ragam avertebrata (hewan tak bertulang
belakang), terutama karang batu (stony coral), juga berbagai krustasea, siput
dan kerang-kerangan, ekinodermata (bulu babi, anemon laut, teripang, bintang
laut dan leli laut)
(2) beraneka ragam ikan: 50 ¨C 70% ikan kornivora
oportunik, 15% ikan herbivora, dan sisanya omnivora
(3) reptil, umumnya ular laut dan penyu laut; dan
(4) ganggang dan rumput laut, yaitu: algae hijau berkapur, algae karolin dan
lamun (Bengen, 2002).
Beberapa kelompok ikan yang paling paling sering
terlihat di terumbu karang, adalah:
(1) Subordo Labroide, famili: Labrides (ikan
cina-cina), Scaridae (ikan kakak tua), Pomacentridae (ikan betook)
(2) Subordo Acanthuroidei, famili: Acanthuridae
(butana/surgeon fish), Siganidae (beronang), dan Zanclidae (Moorish idol)
(3) Subordo Chaetodontoidei, famili: Chaetodontidae
(kepe-kepe/butterfly fish), Pomacantidae (kambing-kambing/angel fish)
(4) Famili Blennidae dan gobiidae yang
bersifat demersal dan menetap
(5) Famili Apogonidae (ikan beseng), nocturnal,
memangsa avertebrata terumbu dan ikan kecil
(6) Famili Ostraciidae, Tetraodontidae, dan
Balestide (ikan pakol) yang menyolok dalam bentuk dan warnanya
(7) pemangsa dan pemakan ikan (Piscivorous) yang
besar jumlahnya dan bernilai ekonomis tinggi, meliputi famili: Serranidae
(kerapu), Lutjanidae (kakap), Lethrinidae (lencam), dan Holocentridae
(suanggi).
BAB
III
PEMBAHASAN
No.
|
Jenis
Organisme
|
Manfaat
|
Keterangan
|
|
Nama
Daerah
|
Nama
Ilmiah
|
|||
1.
|
Pohon Pandan
|
-
|
Daunnya yang dikeringkan dipakai sebagai
bahan baku anyaman, baik untuk tikar maupun topi pandan.
|
|
2.
|
Pohon Kelapa
|
Cocos
nucifera
|
Meningkatkan Sistem Imun Pada Tubuh. Dengan
mengkonsumsi buah kelapa akan berdampak besar pada meningkatnya sistem imun
atau kekebalan tubuh yang anda miliki. Sehingga tubuh tidak mudah terjangkit
oleh berbagai jenis penyakit. Ini dikarenakan, buah kelapa bersifat
antivirus, anti bakteri serta anti jamur.
|
|
3.
|
Pohon Mangrove
|
Rhizophora
|
Untuk
melindungi garis pantai dari abrasi atau pengikisan, serta meredam
gelombang besar termasuk tsunami.
|
|
4.
|
Ikan
Layang
|
Decapterus
|
Ikan Layang
mengandung energi sebesar 109 kilokalori, protein 22 gram, karbohidrat 0
gram, lemak 1,7 gram, kalsium 50 miligram, fosfor 150 miligram, dan zat besi
2 miligram.
|
|
5.
|
Bintang
Laut
|
Velatida
|
-
|
|
6.
|
Ketapang
|
Terminalia
catappa
|
Sebagai bahan
pewarna hitamdan juga untuk membuat tintaPepagan menghasilkan zat
pewarna kuning kecoklatan sampai warna zaitun, dan mengandung
11–23% tanin; sementara daun-daunnya mengandung 12 macam tanin yang
dapat dihidrolisis.
|
|
7.
|
Terumbu
karang
|
Coral Reef
|
sebagai
tempat hidup ikan yang banyak dibutuhkan manusia dalam bidang
pangan, seperti ikan kerapu, ikan baronang, ikan ekor kuning), batu karang,
|
|
8.
|
Ikan
Kerapu
|
disambiguasi
|
Mengkonsumsi ikan kerapu akan memberi
manfaat bagi kesehatan yakni mampu mengurangi risiko penyakit jantung koroner
|
|
9.
|
Udang
|
crustaceae
|
Kandungannya yang tertinggi berturut-turut sesuai dengan persentase kebutuhan
harian (daily value) adalah vitamin D (38%), vitamin B12 (19%),
Niacin (13%), vitamin E (5%), vitamin B6 (5%), vitamin
A (4%), vitamin C(3%), dan lain-lain.
|
|
10.
|
Kepiting
|
infraordo
|
Kandungan protein yang tinggi berfungsi
vital bagi tubuh sebagai pembentuk enzim, pembentukan sel organ dan otot,
pembentuk hormon, perbaikan sel yang rusak, pengatur metabolisme, dan
pembentuk sistem kekebalan tubuh.
|
|
BAB
IV
PENUTUP
4.1 Kesimpulan
Dari
hasil penelitian yang telah penulis lakukan, maka dapt penulis simpulkan bahwa
setiap ekosistem memiliki unsur penyususn biotik dan abiotic yang berbeda. Hal
ini dapat dipengaruhi oleh beberappa hal, yakni antara lain adalah factor
lingkungan dan sekitarnya.
a. Sebutkan keanekaragaman ekosistem
yang telah anda amati !
-Pohon
Pandan - Ketapang
-
Pohon Kelapa - Terumbu
karang
-
Pohon Mangrove - Ikan Kerapu
-Ikan
Layang - Udang
-
Bintang Laut - Kepiting
b. Adakah persamaan dan perbedaan ciri
– ciri abiotic maupun biotik pada ekosistem ekosistem tersebut? Bila ada,
jelaskan
Ada.
Pada tumbuhan yang berbeda spesies antara pandan dan kelapa Tulang daunnya
sejajar.
c. Jelaskan keanekaragaman spesies
yang terdapat pada ekosistem yang telah anda amati !
Ciri-ciri
Ekosistem Pantai
Ada beberapa hal yang menjadi ciri utama ekosistem pantai yang sehat dan baik, antara lain:
Ada beberapa hal yang menjadi ciri utama ekosistem pantai yang sehat dan baik, antara lain:
Garis pantai permanen
terjaga dengan baik, yakni wilayah laut yang berbatasan dengan daratan.
Terdapat kawasan
ekosistem mangrove dengan jumlah ideal 30% dari jumlah total luas pesisir.
Terdapat pola usaha
budidaya jenis air payau dengan berpegang pada wawasan lingkungan yang baik.
Pencemaran pantai bisa
dikendalikan secara baik dengan metode alamiah atau dengan campur tangan
manusia.
Pantai berperan sebagai
rumah yang baik bagi mahluk hidup dan bisa menjadi sumber penghidupan bagi
manusia di sekitarnya.
d. Adakah organisme yang spesiesnya
berbeda, tetapi memiliki ciri – ciri fisik yang sama? Bila ada, sebutkan dan
jelaskan golongannya? (nama family atau genus)
Tidak ada.
e. Adakah organisme yang satu spesies
yang hidup dalam ekosistem yang berbeda? Bila ada, sebutkan !
Ada,contojnya ikan kerapu dapat
hidup pada air tawar walupun ikan kerapu habitat aslinya adalah air asin.
f. Berdasarkan data dalam tabel, dapatkah
anda menemukan keanekaragaman genetic diantara spesies – spesies yang anda
amati?
Dapat.
g.
Dari
organisme yang telah anda tuliskan, manakah yang bermanfaat sebagai bahan
pangan, sandang, papan, obat – obatan, kosmetik, industry, juga bermanfaat
dalam aspek kultural budaya dan ekologi?
Ada beberapa tanaman yang dapat di
pakai sebagai industri contohnya Pohon Pandan duri untuk kerajinan tikar.
h. Sebutkan ekosistem lain yang tidak
anda amati, tetapi terdapat diwilayah tempat anda tinggal. Jelaskan ciri ciri
biotik dan abiotiknya!
Ekosistem
sawah. Ciri biotiknya adalah terdapat tanaman padi dan palawija (jika ada),
sedangkan ciri abiotiknya adalah terdapat tanah lumpur sebagai tempat tumbuhnya
tanaman padi.
4.2
Saran
Berdasarkan
kesimpulan dan keseluruhan makalah ini kami ingin memberikan beberapa saran
sebagai berikut:
1. Untuk
penelitian selanjutnya di harapkan peneliti lebih menyusun Laporan agar lebih
mudah di pelajari;
2. Kapada
penulis selanjutnya agar memperhatikan teknik penulisan yang baik;dan
3. Untuk
penulis selanjutnya agar mencari dan mengamati ekosistem dengan teliti.
DAFTAR
PUSTAKA
Gusti : http://gusti0909.wordpress.com/2010/03/31/interaksi-di-ekosistem-terumbu-karang-pantai-pangandaran/
Rizal : http://rizalfzi.wordpress.com/2010/03/31/ekosistem-terumbu-karang-di-pangandaran-jawa-barat/
Dede : http://ekosistem-ekologi.blogspot.com/2013/02/mari-belajar-mengenal-ekosistem-pantai.html
Elda : https://id.answers.yahoo.com/question/index?qid=20130112235138AASjz6D
0 komentar:
Post a Comment