MAKALAH
PERBANDINGAN PUISI ASMARADANA KARYA GOENAWAN MOHAMAD DAN CERITA RAKYAT
DAMARWULAN
DISUSUN
OLEH :
1. TIRTA
KUSUMAH
PEMERINTAH
KABUPATEN PANGANDARAN
DINAS PENDIDIKAN KEBUDAYAAN PEMUDA DAN OLAHRAGA
SMA NEGERI 1 PANGANDARAN
Jalan raya Babakan Telp (0265) 639355
129 Kec. Babakan Kab. Pangandaran 46396
KATA
PENGANTAR
Puji syukur
penulis panjatkan kehadirat Alloh SWT atas limpahan rahmat dan karunia-Nya
sehingga penulis dapat menyelesaikan sebuah laporan yang berjudul “Resume
Materi Sosiologi Semester I”, sebagai salah satu tugas sosiologi.
Terimakasih penulis
panjatkan kepada berbagai pihak yang telah membantu dan memberi dukungan serta
semangat sehinnga karya tulis ini dapat terselesaikan.
Penulis
menyadari bahwa karya ilmiah ini masih jauh dari sempurna. Untuk itu,
penulis tidak menutup diri terhadap saran, kritik atau masukan yang
membangun dari semua pihak demi kesempurnaan karya ilmiah ini. Dengan
segala keterbatasannya, penulis berharap makalah ini dapat memberi
manfaat bagi semua pihak.
Pangandaran,
Februari 2015
Penulis
LEMBAR
PERSETUJUAN DAN PENGESAHAN
Karya
tulis yang berjudul “MAKALAH PERBANDINGAN PUISI ASMARADANA KARYA GOENAWAN MOHAMAD DAN CERITA RAKYAT DAMARWULAN”
Penyusun :
Tirta
Kusumah
Disahkan pada tanggal :
.........September 2014
Guru Pembimbing Wali
Kelas
Drs. NUR BUDIMAN,M.Pd
SUGIANTO, S.Pd.
NIP. 19601017 199003 1
003 NIP. 19711111
200312 1 005
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar
Belakang
Setiap
teks merupakan perpaduan kutipan-kutipan dan merupakan penyerapan serta perubahan bentuk teks-teks lain. Terkait
dengan pernyataan di atas, Goenawan
Mohamad sebagai salah seorang dari sederetan Penyair Indonesia telah
memberi warna cukup kuat dalam perpuisian di Indonesia dengan beberapa hasil karyanya. Sebagai contoh yaitu puisi
“Asmaradana”. Penyair ini menciptakan Puisi tersebut dengan Mitos yang telah
ada (Darmawulan) dengan tema yang masih cukup relavan Dengan Tujuan
menghindarkan kebosanan Pembaca.
1.2
Rumusan Masalah
Berdasarkan Latar
Belakang yang telah diuraikan di atas maka dapat di ambil suatu rumusan masalah sebagai berikut : “Apakah
Puisi Asmaradana karya Goenawan Mohamad dan Cerita Rakyat Damarwulan memiliki
kesamaan?.”
1.3 Hipotesis
Penelitian
Melihat
rumusan masalah tersebut maka dapat diambil Hipotesis sebagai berikut : “Puisi
Asmaradana karya Goenawan Mohamad dan Cerita Rakyat Darmawulan akan memiliki
kesamaan?”.
Jika
letak persamaan maupun perbedaan antara Cerita Rakyat Damarwulan dan Puisi
Asmaradana diketahui, maka persamaan maupun perbedaannya akan sama.
1.4 Tujuan
Penelitian
Adapun tujuan penulisan karya tulis ini untuk:
1.
Mengetahui apakah puisi Asmaradana Karya
Goenawan Mohamad dan cerita rakyat Damarwulan memiliki kesamaan.
2.
Meningkatkan ilmu tentang Puisi
1.5 Manfaat
Penelitian
Manfaat dari penulisan karya tulis ini adalah:
1. Untuk
memperluas wawasan
2. Berlatih
menyusun karya tulis ilmiah dengan cara lebih lengkap dan sistematika.
1.6 Metode
Penelitian
Menjelaskan cara pelaksanaan
kegiatan penelitian, mencakup cara pengumpulan data, alat yang digunakan, cara
analisa data, dan membaca buku pelajaran.
1.7 Sistematika
Penelitian
BAB
I PENDAHULUAN :
1.1 Latar
Belakang
1.2 Rumusan
Masalah
1.3 Hipotesis
Penelitian
1.4 Tujuan
Penelitian
1.5 Manfaat
Penelitian
1.6 Metode
Penelitian
1.7 Sistematika
Penelitian
BAB
II KAJIAN PUSTAKA
BAB
III PEMBAHASAN
BAB
IV PENUTUP :
4.1
Kesimpulan
4.1
Saran
BAB
II
KAJIAN
PUSTAKA
Puisi adalah suatu bentuk
kesusastraan yang mengungkapkan pikiran dan perasaan penyair secara imajinatif
dan di susun dengan mengonsentrasikan semua kekuatan bahasa yakni dengan
mengonsentrasikan fisik dan struktur batin (Herman J. Waluyo: 1991).
Menurut Z.F Zulfahnur (1996:81)
puisi merupakan ekspresi pengalaman batin (jiwa) penyair mengenai kehidupan
manusia,alam,dan tuhan melalui media bahasa yang estetis secara terpadu dan
untuk didapatkan kata-katanya dalam bentuk teks.
Ada pun cerita rakyat menurut KBBI
adlah cerita zaman dahulu di kalangan rakyat dan diwariskan secara lisan.
BAB
III
PEMBAHASAN
Berikut
ini adalah hasil intepretasi puisi Asmaradana karya Goenawan Mohamad.
ASMARADANA
Ia
dengar kepak sayap kelelawar dan guyur sisa hujan dari daun karena angin pada
kemuning. Ia dengar resah kuda serta langkah pedati ketika langit bersih
kembali menampakan bimasakti yang jauh. Tapi di antara mereka berdua, tidak ada
yang berkata-kata.
Lalu
ia ucapkan perpisahan itu, kematian itu. Ia melihat peta nasib, perjalanan, dan
sebuah peperangan yang tidak semuanya disebutkan.
Lalu ia tahu, perempuan itu
tak akan menangis. Sebab bila esok pagi pada rumput halaman ada tapak yang
menjauh ke Utara, ia takkan mencatat yang telah lewat dan yang akan tiba karena
ia takkan berani lagi.
Anjasmara, adikku, tinggallah
seperti dulu, bulan pun lamban dalam angin, abai dalam waktu. Lewat remang dan
kunang-kunang, kaulupakan wajahku, kulupakan wajahmu.
(Sumber: Buku Apresiasi Puisi
untuk Pelajar dan Mahasiswa, 2002)
BAB IV
PENUTUP
4.1 Kesimpulan
Berdasarkan
uraian pada bab III dapat disimpulkan bahwa:
a. Isi
Asmaranda merupakan bagian dari kisah Damarwulan;
b. puisi
Asmarandana karya Goenawan Mohamad dan cerita rakyat Damarwulan sama-sama
menceritakan tokoh Damarwulan dan Anjasmara;
c. puisi
Asmarandana merupakan bagian dari kisah kecil Damar Wulan;
d. perbedaan
bentuk dua karya tersebut hanya pada kapasitas penceritaannya yaitu puisi
Asmaradana hanya menceritakan peristiwa Damarwulan dengan Anjasmara, sedangkan
cerita rakyat Damarwulan merupakann cerita utuh; dan
e. Goenawan
Mohamad dalam menulis puisi Asmaradana menggunakan cerita rakyat Damarwulan
sebagai penimbul ide atau induk cerita.
4.2
Saran
Berdasarkan
kesimpulan dan keseluruhan makalah ini kami ingin memberikan beberapa saran
sebagai berikut:
1. Untuk
penulisan puisi selanjutnya dibuat dengan lebih menarik agar pembaca tidak
merasa bosan; dan
2. untuk
kata-katanya tidak berbelit belit agar pendengar paham isi puisi tersebut.
DAFTAR PUSTAKA
Herman
J.Waluyo. 1991. Teori dan Apresiasi Puisi.
Jakarta: Erlangga.
________________.2002.
Apresiasi Puisi. Jakarta: Gramedia
Pustaka Utama.
Z.F.
Zulfahnur. 1996. Teori Sastra .
Jakarta: Depdikbud.
_____________.1996.
Sastra Bandingan. Jakarta: Depdikbud.
0 komentar:
Post a Comment