Pidato adalah hal yang sering dilakukan oleh Presiden dan ini adalah salah satu contohnya Pidato Presiden Soeharto tahun 1988
Isi
Pidato Presiden Soeharto dihadapan sidang DPR RI pada 16 Agustus 1988
Di tahun 1908 bangsa kita telah menyegarkan diri
sehingga mampu meningkatkan perjuangan lokal menjadi perjuangan nasio-nal,
meninggalkan cara-cara perjuangan pramoderen menjadi per-juangan moderen. Di
tahun 1928 bangsa kita telah menyegarkan diri sehingga dapat bergerak maju dari
perjuangan yang menonjol-kan paham-paham kedaerahan menjadi perjuangan sebagai
satu bangsa yang bertanah air satu dan berbahasa nasional yang satu. Di tahun
1945 bangsa kita menyegarkan diri sehingga siap untuk menjadi bangsa yang
merdeka, dan bersatu berdaulat dalam rangka Negara Kesatuan Republik Indonesia
yang berdasarkan Pancasila.
Di tahun 1966 bangsa kita menyegarkan diri sehingga
kita mampu memasuki tahap Pembangunan Jangka Panjang 25 tahun pertama. Sekarang
dan di tahun-tahun yang akan datang, bangsa kita juga harus menyegarkan diri
untuk bersiap-siap memasuki tahap tinggal landas dalam Pembangunan Jangka
Panjang 25 tahun kedua.
Saudara-saudara
se-Bangsa dan se-Tanah Air;
Kali ini, ulang tahun Hari Proklamasi Kemerdekaan kita
pe-ringati dalam suasana penuh kegembiraan, persaudaraan yang akrab dan
kesegaran, karena beberapa bulan yang lalu kita telah menyelenggarakan Sidang
Umum MPR.
Suasana gembira meliputi kalbu kita semua karena
Sidang Umum Majelis itu telah berjalan lancar, sukses dan selamat. Sua- sana
persaudaraan yang akrab menyelimuti hati kita semua karena keputusan-keputusan
Majelis yang mengejawantahkan kedaulatan rakyat telah diambil dengan hatiyang
ikhlas, pikiran yang jernih serta semangat persatuan dan kesatuan nasional yang
kokoh.
Kita merasakan kesegaran baru, karena secara bersama
kita telah mengembangkan wawasan yang luas, mendasar dan mendalam dalam
upaya-upaya kita menjawab tantangan dan aspirasi- aspirasi baru. Semuanya itu telah
kita tuangkan dalam dokumen konstitusional yang sangat penting, ialah dalam
GBHN 1988 dan keputusan-keputusan MPR lainnya. Hal itu terwujud berkat
sema-ngat persatuan dan kenyalnya cara-cara yang telah kita tempuh dalam
mempersiapkan dan melangsungkan.Sidang Umum MPR itu sendiri. Penyegaran diri
juga kitarasakan berkat kemampuan kita bersama untuk menyalurkan secarakreatif
semua aspirasi dan kekuatan yang telah dan akan muncul dalam masyarakat kita
sebagai hasil dari pembangunan di segala bidang yang telah kita lakukan selama
dua dasawarsa terakhir.
Kemampuan penyegaran diri yang demikian tadi harus
tetap kita miliki dalam menghadapi perkembangan di dunia pada umumnya menjelang
akhir abad ke-20 dan awal abad ke-21 mendatang. Kita perlu berpikir dalam kerangka
dunia itu, karena kita adalah bagian dari dunia. Kesadaran bahwa perjuangan
kita adalah bagian dari perjuangan yang meliputi seluruh dunia telah
diungkapkan dalam kalimat pertama Pembukaan Undang-Undang Dasar '45.
Di sana dinyatakan bahwa sesungguhnya kemerdekaan itu
ialah hak segala bangsa dan oleh sebab itu, maka penjajahan di atas dunia harus
dihapuskan. Pembukaan Undang-Undang Dasar juga menegaskan bahwa kita memikul
tanggung jawab untuk ikut melaksanakan ketertibandunia yang berdasarkan kemerde-kaan,
perdamaian abadi dan keadilan sosial.
Perjuangan bangsa kita memang dipengaruhi oleh
perkem-bangan dunia. Bersamaan dengan itu perjuangan bangsa kita juga ikut
mempengaruhi perkembangan dunia. Kita hidup saling berhubungan dan saling
membutuhkan dengan bagian-bagian dunia yang lain, dengan bangsa-bangsa yang
lain. Makin maju kita dalam pembangunan bangsa, akan makin mampu pula kita
mengendalikan pengaruh perkembangan dunia terhadap perkem-bangan kita. Dan
makin mampu pula kita ikut mempengaruhi per-kembangan dunia dalam rangka
panggilan tugas mulia untuk ikut melaksanakan ketertiban dunia yang berdasarkan
kemerdekaan, perdamaian abadi dan keadilan sosial.
Ada tanda-tanda yang kuat bahwa menjelang akhir abad
ke20 dan awal abad ke-21 ini dunia akan mengalami perubahan-perubahan yang
besar dan mendasar dii berbagai bidang dan tingkatan. Tanggung jawab moral kita
adalah ikut menghindar-kan dunia dari kehancuran karenaperang nuklir, karena
ketidak-adilan antara Utara dan Selatan,karena ketidakadilan dalam pem-bangunan
suatu negara dan karena kerusakan lingkungan hidup. Di mana-mana kita juga
menyaksikan gejala krisis di berbagai bidang, antara lain di bidang moral dan
spiritual.
Kita harus mengikuti dengan cermat perubahan-perubahan
yang sedang dan akan berlangsung di dunia tadi, agar pada satu pihak, kita
dapat memperoleh manfaat yang sebesar-besarnya dari peluang yang dibawa
perubahan itu bagi kelanjutan pembangunan kita dan dapat menghindarkan diri
dari akibat-akibat negatif dari perubahan-perubahan tadi. Di lain pihak,
melalui pembangunan yang kita lanjutkan, kita berusaha memberi sumbangan yang
sebesar-besarnya kepada upaya seluruh umat manusia untuk me-nikmati kehidupan
yang lebih tenteram, lebih maju dan lebih sejahtera dari yang dirasakan sampai
sekarang.
Menyadari semua kemungkinan, tantangan dan harapan
akan masa depan seperti yang saya gambarkan sekilas tadi, --baik di dalam
negeri maupun di luarnegeri-- maka dalam melaksana-kan semua amanat MPR yang
memberi tugas kepada saya selaku Presiden Republik ini, saya telah merumuskan
Panca Krida Kabi-net Pembangunan V. Panca Krida itu berupa lima tugas pokok dan
sekaligus sasaran untuk kurunwaktu lima tahun mendatang, yang meliputi:
Pertama
: Melanjutkan, meningkatkan, memperdalam dan memperluas pelaksanaan pembangunan
nasional sebagai pengamalan Pancasila yang bertumpu pada Trilogi Pembangunan
dan ketahanan nasional.
Kedua
: Meningkatkan disiplin nasional yang dipelopori oleh aparatur negara menuju
terwujudnya peme-rintahan yang bersih dan berwibawa.
Ketiga
: Membudayakan ideologi Pancasila, Demokrasi Pancasila dan P4 (Ekaprasetia
Pancakarsa) dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan ber-negara.
Keempat
: Melaksanakan politik luar negeri yang bebas aktif untuk kepentingan nasional.
Kelima
: Melaksanakan pemilihan umum yang langsung, umum, bebas dan rahasia dalam
tahun 1992